Asas-asas Hukum (umum)
Asas-asas Hukum
Equality
Before the Law: setiap
orang sama dihadapan hukum
Audi
et alteram partem atau audiatur et altera pars: PARA
PIHAK HARUS DI DENGAR atau PERSAMAAN TERHADAP PARA PIHAK
Bis
de eadem re ne sit acto atau Ne bis in idem: Perkara
yang sama dan sejenis tidak boleh disidangkan untuk yang kedua kalinya.
Fiat
justitia ruat coelum atau fiat justitia pereat mundus: Sekalipun
langit akan runtuh atau dunia akan musnah keadilan harus tetap ditegakan
Justice
for All: Keadilan
untuk semua orangGeen
straf zonder schuld:
Tiada hukuman tanpa kesalahan.
Indubio
pro reo:
Dalam keragu-raguan diberlakukan ketentuan yang paling menguntungkan bagi
siterdakwa.
Koop breekt
geen huur:
Jual beli tidak memutuskan sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa tidak berubah walaupun barang yang disewanya beralih
tangannya
Lex
posteriori derogat legi priori atau lex posteriori derogat legi anteriori: Undang-undang yang lebih baru mengenyampingkan undang-undang yang lama.
Lex
specialis derogat legi generali: Undang-udang yang khusus didahulukan berlakunya dari pada undang-undang.
Lex
superior derogat legi inferiori:Undang-undang yang lebih tinggi mengenyampingkan undang-undang yang lebih
rendah tingkatannya
Nullum
delictum nulla poena sine praevia lege poenali: Tiada suatu perbuatan dapat
dihukum, kecuali atas kekuatan ketentuan pidana dalam undang-undang yang telah
ada lebih dahulu daripada perbuatan itu.
Pacta
Sunt Servanda:
Setiap perjanjian mengikat para pihak dan harus ditaati dengan etikad baik.
Presumption
of innocence:
Asas praduga tak bersalah.
Qui
tacet consentire videtur: Siapa yang berdiam diri dianggap menyetujui.
Similia
similibus:
Dalam perkara yang sama harus diputus dengan hal sama pula, tidak pilih kasih.
Testimonium
de auditu:
Kesaksian dapat didengar dari orang lain
Summum
ius summa iniura: kepastian
hukum yang tertinggi adalah ketidakadilan yang tertinggi.
Ius
curia novit:
hakim dianggap mengetahui/memahami hukum. Artinya hakim tidak boleh menolak
untuk mengadili perkara yang diajukan kepadanya dengan alasan tidak ada
hukumnya atau hukumnya tidak jelas karena ia dianggap mengetahui hukum.
Res
judicata proveri tate habetur: setiap putusan hakim/pengadilan
adalah sah kecuali dibatalkan oleh pengadilan yang lebih tinggi.
Unus
testis nullus testis:
satu bukti bukan bukti/satu saksi bukan merupakan alat bukti yang dapat
diterima. Artinya hakim dalam memutus suatu perkara harus didasarkan minimal
pada dua alat bukti.
Non
retro aktif: (asas
hukum tidak berlaku surut) hukum tidak dapt menjangkau perbuatan yang telah
dilakukan lebih dulu sebelum hukumnya berlaku.
Affirmanti
incumbit probato:
barangsiapa yang mendalilkan sesuatu maka ia harus membuktikan dalilnya
tersebut.
Judex
non ultra petita:
hakim tidak boleh memutus hal yang tidak diminta atau melebihi apa yang diminta
oleh para pihak (asas ini berlaku pada perdilan perdata).
Restitutio
in integrum: hukum
berfungsi mengembalikan masyarakat yang berkonflik kepada keadaan semula.
Erga
omnes: putusan
pengadilan/hakim tidak hanya mengikat para pihak yang bersengketa/berperkara
tetapi juga mengikat umum. di Indonesia, asas ini berlaku pada putusan
Peradilan Tata Usaha Negara dan Mahkamah Konstitusi.
sas
Nemo Judex Indoneus in Propria Causa: Tidak ada seorang pun dapat
menjadi hakim yang baik dalam perkaranya sendiri.